Minggu, 05 September 2021

Bab 5. Zat Aditif dan Zat Adiktif (Materi 1: Zat Aditif)

Kompetensi Dasar :
Pengetahuan
3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan dan minuman, zat adiktif, serta dampaknya terhadap kesehatan.
Keterampilan
4.6 Membuat karya tulis tentang dampak penyalahgunaan zat aditif dan zat adiktif bagi kesehatan.


Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran daring, peserta didik dapat :
1. Mendeskripsikan pengertian zat aditif dengan benar.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis zat aditif dengan benar.
3. Membedakan zat aditif alami dan buatan dengan benar.
4. Menyebutkan contoh tiap jenis zat aditif dengan benar.
5. Menjelaskan dampak penggunaan tiap jenis zat aditif bagi kesehatan dengan benar.

Assalamualaikum Wr. Wb
Anak-anak, sebelum kita belajar IPA hari ini, jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu. Dengan doa dan upaya kalian yang sungguh-sungguh, Pak Arief yakin kalian akan mampu menguasai materi hari ini. Berikut Peta Konsep materi yang akan kita pelajari.
PETA KONSEP

APERSEPSI
Sebelum melanjutkan membaca ringkasan materi, silakan disimak dulu video berikut ini untuk memberikan gambaran mengenai materi yang akan kita pelajari.
RINGKASAN MATERI
      Allah SWT telah menganugerahkan nikmat yang berlimpah kepada manusia. RahmatNya tersebar luas di seluruh alam semesta ini. Allah telah memberi makanan, minuman, kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Allah memerintahkan kita untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan tidak bertentangan dengan aturan agama, agar kita terhindar dari berbagai penyakit.
   Makanan yang baik dapat ditinjau dari cara mendapatkannya, kandungan gizi dan dampaknya terhadap tubuh. Makanan dan minuman yang diperoleh dari cara yang salah, nantinya juga akan berdampak buruk bagi tubuh kita. Begitu juga makanan dan minuman yang mengandung zat berbahaya, misalnya zat tambahan seperti pewarna, perasa, pemanis buatan tertentu bila dimakan secara berlebihan dapat berdampak buruk pada tubuh kita.
    Ketika memilih makanan, seseorang akan mudah tertarik karena rasanya yang enak, warna yang menarik, aroma yang menggugah selera atau kemasannya yang menawan. Agar memenuhi tujuan tersebut, pembuat makanan menambahkan zat-zat tertentu. Zat-zat tersebut disebut Zat Aditif. Penambahan zat-zat tertentu ke dalam makanan ada yang menguntungkan, tetapi ada juga yang merugikan atau membahayakan. Oleh sebab itu, ketika memilih makanan dan minuman, kita harus memperhatikan zat tambahan yang terkandung di dalamnya.

A. Pengertian Zat Aditif

  • Zat Aditif merupakan bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan atau minuman dalam jumlah kecil saat pembuatan makanan. 
  • Penambahan zat aditif bertujuan untuk :
    • memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, aroma
    • memperpanjang daya simpan
    • meningkatkan nilai gizi makanan dan minuman seperti penambahan protein, mineral dan vitamin
  • Berdasarkan fungsinya, zat aditif pada makanan dan minuman dapat dikelompokkan menjadi :
    • pewarna
    • pemanis
    • pengawet
    • penyedap
    • pemberi aroma
    • pengental
    • pengemulsi
  • Berdasarkan asalnya, zat aditif pada makanan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Zat Aditif Alami dan Zat Aditif Buatan.
    • Zat Aditif Alami 
      • Zat aditif yang bahan bakunya berasal dari makhluk hidup, misalnya zat pewarna dari tumbuhan, penyedap dari daging hewan, zat pengental dari alga, dan sebagainya. 
      • Zat-zat alami ini pada umumnya tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. 
    • Zat Aditif Buatan 
      • Zat aditif buatan diperoleh melalui proses reaksi kimia yang bahan baku pembuatannya berasal dari bahan-bahan kimia. misalnya bahan pengawet dari asam benzoat, pemanis buatan dari sakarin, pewarna dari tartrazine dan lainnya. 
      • Jika digunakan melebihi jumlah yang diperbolehkan dapat membahayakan kesehatan. 
      • Zat aditif buatan harus digunakan sesuai dengan jumlah yang diperbolehkan dan sesuai fungsinya. 
      • Penyalahgunaan pewarna buatan seperti bahan pewarna tekstil yang digunakan sebagai pewarna makanan sangat berbahaya untuk kesehatan.
  • Nama badan internasional yang menangani makanan dan obat adalah FAO (Food and Agriculture Organization) dan WHO (World Health Organization) sedangkan di negara kita dinamakan POM (Pengawasan Obat dan Makanan).

B. Jenis Zat Aditif
1. Pewarna
  • Pewarna adalah bahan yang ditambahkan pada makanan atau minuman dengan tujuan untuk memperbaiki atau memberi warna pada makanan atau minuman agar menarik.
  • Jenis Pewarna :
    • Pewarna Alami
      • Pewarna alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, misalnya dari tumbuhan dan hewan. 
      • Keunggulannya, yaitu lebih sehat dan tidak menyebabkan efek samping apabila dikonsumsi dibandingkan pewarna buatan. 
      • Kelemahannya, yaitu : 
        • cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan
        • warnanya mudah rusak karena pemanasan
        • warnanya kurang kuat (pucat)
        • jenisnya terbatas.
    • Pewarna Buatan
      • Pewarna buatan diperoleh melalui proses reaksi (sintesis) kimia menggunakan bahan yang berasal dari zat kimia sintesis. 
      • Keunggulannya, yaitu :
        • harganya murah
        • praktis dalam penggunaan
        • warnanya lebih kuat
        • jenisnya lebih banyak
        • warnanya tidak rusak karena pemanasan. 
      • Kelemahannya, yaitu :
        • Menimbulkan hiperaktivitas
        • Menyebabkan resiko kanker
        • Menyebabkan alergi
      • Penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan dan minuman harus melalui pengujian yang ketat untuk kesehatan konsumen. Pewarna yang telah melalui pengujian keamanan dan yang diizinkan pemakaiannya untuk makanan dan minuman dinamakan Permitted colour atau certified colour.
      • Pewarna buatan sudah digunakan secara luas oleh masyarakat sebagai bahan pewarna dalam produk makanan dan minuman. Namun, sebagian masyarakat masih menggunakan bahan pewarna buatan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Contoh penggunaan pewarna buatan yang tidak sesuai peruntukannya adalah penggunaan pewarna tekstil untuk makanan yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. 
      • Pewarna tekstil dan pewarna cat tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman karena pewarna tekstil dan cat biasanya mengandung logam-logam berat, seperti antimony (Sb), arsenic (As), Barium (Ba), Cadmium (Cd), Kromium (Cr), raksa/mercuri (Hg), dan selenium (Se) yang bersifat racun bagi tubuh.
2. Pemanis
  • Pemanis merupakan bahan yang ditambahkan pada makanan atau minuman sehingga dapat menyebabkan rasa manis pada makanan atau minuman. 
  • Bahan pemanis ada dua jenis, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.
    • Pemanis Alami
      • Pemanis alami yang umum digunakan untuk membuat rasa manis pada makanan dan minuman adalah gula pasir (sukrosa), gula kelapa, gula aren, gula lontar, madu, dan gula bit. 
      • Gula tersebut digunakan sebagai pemanis pada makanan dan minuman sesuai dengan keperluan. 
      • Penggunaan pemanis alami juga perlu mengikuti takaran tertentu.

    • Pemanis Buatan
      • Pemanis buatan mempunyai rasa manis hampir sama atau lebih manis dibandingkan dengan pemanis alami. 
      • Pemanis buatan dibuat melalui reaksi kimia tertentu sehingga dapat dihasilkan senyawa yang mempunyai rasa manis. 
      • Pemanis buatan dibuat dengan tujuan sebagai pengganti gula alami.
      • Beberapa contoh pemanis buatan adalah siklamat, aspartam, sorbitol, kalium asesulfan dan sakarin. Pemanis-pemanis ini mempunyai tingkat kemanisan lebih besar dibandingkan dengan gula pasir. 
      • Pemanis buatan dapat digunakan untuk menggantikan pemanis alami bagi orang-orang yang tidak diperbolehkan mengonsumsi pemanis alami, seperti penderita kencing manis (diabetes mellitus). Selain itu, pemanis buatan tidak menghasilkan kalori dalam tubuh, sehingga sering digunakan oleh orang yang diet.
      • Dampak penggunaan pemanis buatan secara berlebihan :
        • Menyebabkan obesitas
        • Menghambat rasa kenyang
        • Meningkatkan risiko serangan jantung
        • Meningkatkan risiko kanker pankreas
        • Melemahkan otot
        • Menyebabkan kerusakan gigi
3. Pengawet
  • Pengawet adalah zat aditif yang ditambahkan pada makanan atau minuman yang berfungsi untuk menghambat kerusakan makanan atau minuman. Kerusakan makanan dapat disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang tumbuh pada makanan dan minuman. 
  • Bahan pengawet mencegah tumbuhnya mikroorganisme sehingga reaksi kimia yang disebabkan oleh mikroorganisme tersebut dapat dicegah, misalnya fermentasi pada makanan dan minuman tersebut. reaksi-reaksi kimia lain juga dapat dicegah oleh adanya pengawet antara lain pengasaman, oksidasi, pencokelatan (browning) dan reaksi enzimatis lainnya. 
  • Jenis Bahan Pengawet :
    • Bahan pengawet alami 
      • Berasal dari alam.
      • Contoh : 
        • Gula yang biasa dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan).  
        • Garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan.
        • Cuka, bersifat asam yang mampu membunuh bakteri makanan. Larutan asam 4% dalam air merupakan asam cuka yang sering digunakan untuk mengawetkan buah atau sayuran untuk mencegah pertumbuhan jamur.
    • Bahan pengawet buatan 
      • Berasal dari sintesis bahan-bahan kimia. 
      • Contoh : asam cuka yang dapat dipakai sebagai pengawet acar, kalsium propionat/natrium propionat dan natrium metasulfat sebagai pengawet produk roti, kue kering, dan tepung.
      • Contoh lain bahan pengawet dan penggunaannya dapat dilihat pada Tabel berikut.
  • Pengawet yang telah dilarang tetapi masih sering digunakan di antaranya adalah:
    • Boraks atau natrium tetraborat
      • Senyawa yang biasa digunakan sebagai bahan baku disinfektan, detergen, cat, plastik, ataupun pembersih permukaan logam sehingga mudah disolder.
      • Karena boraks bersifat antiseptik dan pembunuh kuman, bahan ini sering digunakan untuk pengawet kosmetik dan kayu. 
      • Banyak ditemukan kasus boraks yang disalahgunakan untuk pengawetan bakso, sosis, krupuk gendar, mi basah, pisang molen, lemper, siomay, lontong, ketupat, dan pangsit.
      • Penggunaan boraks dalam makanan dapat menyebabkan gangguan pada kulit, otak dan hati.
    • Formalin 
      • Formalin adalah nama dagang untuk larutan yang mengandung 40 persen formaldehid (HCOH) dalam 60% air atau campuran air dan metanol (jenis alkohol bahan baku spiritus) sebagai pelarutnya. 
      • Formalin sering disalahgunakan untuk mengawetkan mi, tahu basah, bakso, dan ikan asin.
      • Penggunaan formalin pada makanan dapat menyebabkan keracunan,  kerusakan sistem susunan saraf pusat serta gangguan peredaran darah.
      • Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan kejang-kejang, kencing darah, dan muntah darah yang berakhir dengan kematian.
      • Formalin juga bersifat karsinogenik (dapat memicu kanker).
4. Penyedap
  • Penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa makanan. 
  • Jenis Penyedap : 
    • Penyedap Alami
      • Adapun bahan penyedap alami yang umum digunakan adalah garam, bawang putih, bawang merah, cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar, sereh dan kayu manis. 
      • Pada makanan berkuah, kaldu dari daging dan tulang pada umumnya digunakan sebagai penyedap.
        • Bawang merupakan pemberi rasa sedap alami yang paling banyak digunakan.
        • Merica memberi aroma segar dan rasa pedas yang khas.
        • Terasi merupakan zat cita rasa alami yang dihasilkan dari bubuk ikan dan udang kecil yang dibumbui sedemikian rupa sehingga memberi rasa sedap yang khas.
        • Daun salam memberi rasa sedap pada makanan.
        • Jahe memberi aroma harum dan rasa pedas khas jahe.
        • Cabai memberi rasa sedap dan pedas pada setiap masakan.
        • Daun pandan memberi rasa dan aroma sedap dan wangi pada makanan.
        • Kayu manis, selain memberi rasa manis dan mengawetkan juga memberi aroma harum khas kayu manis.
    • Penyedap Buatan 
      • Penyedap buatan yang umum digunakan pada makanan adalah vetsin yang mengandung senyawa monosodium glutamate (MSG) atau mononatrium glutamate (MNG). Senyawa ini dibuat dari fermentasi tetes tebu dengan bantuan bakteri Micrococcus glutamicus. 

      • Banyak ahli kesehatan berpendapat bahwa bahwa penggunaan MSG yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan nama Sindrom Restoran Cina (Chinese Restaurant Syndrome) dengan gejala pusing, mulut terasa kering, lelah, mual atau sesak napas. 
      • Dosis maksimal penggunaan MSG yang ditetapkan oleh WHO adalah 120 mg/kg massa badan. Misalnya, massa badanmu 40 kg, maka jumlah MSG maksimal yang dapat dikonsumsi sebesar 480 mg (0,48 g)
5. Pemberi Aroma
  • Pemberi aroma adalah zat yang memberikan aroma tertentu pada makanan atau minuman. 
  • Penambahan zat pemberi aroma dapat menyebabkan makanan atau minuman memiliki daya tarik tersendiri untuk dinikmati. 
  • Jenis Pemberi Aroma :
    • Pemberi aroma alami
      • Pemberi aroma yang berasal dari bahan segar seperti pandan dan kayu manis atau ekstrak dari bahan alami, di antaranya adalah ekstrak buah nanas, ekstrak buah anggur, minyak atsiri dan vanili. 
      • Beberapa kue menggunakan murbei sebagai pemberi aroma.
        Kayu Manis dan Daun Pandan

    • Pemberi aroma buatan
      • Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetis atau disebut dengan essen, misalnya :
        • amil kaproat (aroma apel)
        • amil asetat (aroma pisang ambon)
        • etil butirat (aroma nanas)
        • vanillin (aroma vanili) 
        • metil antranilat (aroma buah anggur)
6. Pengental
  • Pengental adalah bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. 
  • Bahan pengental alami misalnya pati, gelatin, gum, agar-agar dan alginate. 
  • Agar kuah dari capcay kental biasanya dalam memasak capcay diberikan larutan pati.
  • Selain pada capcai, pengental biasa ditambahkan pada pembuatan permen karet yang umumnya menggunakan pengental gum.
7. Pengemulsi
  • Pengemulsi adalah bahan tambahan yang dapat mempertahankan penyebaran (dispersi) lemak dalam air dan sebaliknya. 
  • Minyak dan air tidak saling bercampur, namun bila ditambahkan sabun, kemudian diaduk keduanya dapat dicampur. Sabun dalam contoh tersebut disebut sebagai zat pengemulsi. 
  • Contoh zat pengemulsi makanan adalah Lesitin yang terkandung dalam kuning telur maupun dalam kedelai. Lesitin banyak digunakan dalam pembuatan mayones dan mentega. Apabila tidak ditambahkan zat pengemulsi, lemak dan air pada mayones dan mentega akan terpisah.

REFERENSI
  • Video referensi :
  • Beberapa video referensi terkait materi bisa dilihat dengan cara klik pada gambar. 


LATIHAN SOAL
 Setelah mempelajari materi ini, sekarang ayo dicoba untuk mengerjakan latihan soalnya.

Catatan :
Format Penulisan Identitas untuk mengerjakan latihan soal :
"Nama Lengkap/Kelas"
Contoh : Adellia Larasati/8A

Boleh dicoba berulang kali sampai bisa terjawab benar semua
~ Tetap Semangat Belajar IPA #dirumahaja ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bab 10. Cahaya dan Alat Optik (Materi 3 : Alat Optik)

Kompetensi Dasar : Pengetahuan 3.12 Menganalisis sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan pada bidang datar dan lengkung, serta penerapannya...