Sabtu, 24 Oktober 2020

Bab 4. Suhu dan Perubahannya (Materi 2 : Pemuaian)

Kompetensi Dasar :
Pengetahuan
3.4 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan.
Keterampilan
4.4 Melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda serta perpindahan kalor.

Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran daring, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan pemuaian zat padat, cair, dan gas dengan benar.
2. Melakukan perhitungan pemuaian zat padat, zat cair, dan gas dengan benar.

Assalamualaikum Wr. Wb
Anak-anak, sebelum kita belajar IPA hari ini, jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu. Dengan doa dan upaya kalian yang sungguh-sungguh, Pak Arief yakin kalian akan mampu menguasai materi hari ini. Berikut Peta Konsep materi yang akan kita pelajari.
PETA KONSEP
APERSEPSI
Sebelum melanjutkan membaca ringkasan materi, silakan disimak dulu video berikut ini untuk memberikan gambaran mengenai materi yang akan kita pelajari.
RINGKASAN MATERI
A. Pengertian Pemuaian
Apabila kita perhatikan di lingkungan sekitar kita misalnya aspal yang retak pada saat siang hari, sambungan rel yang dibuat agak renggang, pemasangan kaca yang juga diberi jarak maka akan muncul pertanyaan mengapa dibuat demikian? Hal ini adalah sangat berkaitan dengan pemuaian dan penyusutan suatu benda. Pada umumnya pemuaian pada suatu benda akan terjadi pada saat panas, sedangkan pada saat dingin maka akan terjadi penyusutan. Berikut ini, kita akan mempelajari mengenai sifat pemuaian dan penyusutan yang terjadi pada zat padat, cair dan pada zat gas.
Pemuaian
  • Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. 
  • Suatu zat pada umumnya akan memuai jika dipanaskan dan akan menyusut jika didinginkan. 
  • Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas. 
  • Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja. 
B. Pemuaian Panjang
  • Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. 
  • Pada pemuaian panjang, nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. 
  • Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu.
  • Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Berikut tabel koefisien muai panjang beberapa jenis bahan :

  • Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek.
Alat Mussenbroek
  • Contoh pemuaian panjang : kawat yang dipanaskan, bimetal, rel kereta, kabel listrik.
Rumus 
Perubahan/pertambahan panjang :
Panjang akhir setelah dipanaskan :
Keterangan :

C. Pemuaian Luas 

  • Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. 
  • Pemuaian luas suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas awal benda, koefisien muai luas dan besar perubahan suhu.
  • Karena pemuaian luas itu merupakan pemuaian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang. 
  • Contoh pemuaian luas : kaca jendela, lempengan logam yang dipanaskan.
Rumus 
Perubahan/pertambahan luas :
Luas akhir setelah dipanaskan :
Keterangan :

D. Pemuaian Volume

  • Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima kalor. 
  • Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. 
  • Pemuaian luas suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas awal benda, koefisien muai luas dan besar perubahan suhu.
  • Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang. 
  • Contoh pemuaian volume : air, udara, balon yang dipanaskan, gas elpiji (atau gas lainnya).

Rumus 
Perubahan/pertambahan volume :
Volume akhir setelah dipanaskan :
Keterangan :

CATATAN : 
Rumus yang digunakan untuk pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume suatu benda sebenarnya tidak jauh berbeda. Hanya saja berbeda pada lambangnya saja. 

E. Contoh Pemuaian dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Pemasangan kaca jendela
  • Tukang kayu dalam melakukan rancangan ukuran bingkai jendela sedikit lebih besar daripada ukuran yang sebenarnya. 
  • Hal ini ditujukan untuk memberi ruang kaca pada waktu terjadi pemuaian. Jika desain jendela tidak diberi ruangan untuk pemuaian, maka pada waktu kaca memuai akan mengakibatkan terjadinya retak pada kaca tersebut.
2. Celah pemuaian pada sambungan jembatan
  • Pada jembatan, biasanya kita melihat adanya sambungan/celah antara 2 sambungan.
  • Tujuan dari adanya celah tersebut adalah supaya jembatan tersebut tidak melengkung pada waktu terjadi pemuaian.

3. Sambungan rel kereta api
  • Terdapat celah antara batang rel kereta api, tujuannya dibuat celah adalah supaya pada waktu terjadi pemuaian tidak terjadi lengkungan pada relnya.
4. Kawat telepon atau kawat listrik
  • Kabel listrik akan tampak kencang pada malam hari dan tampak kendur pada siang hari.
  • Kabel tersebut mengalami pemuaian akibat terkena panas dari sinar matahari.
  • Pemasangan pada kawat telepon atau kawat listrik sengaja dibiarkan supaya kendor pada waktu pemasangannya. Tujuannya adalah pada waktu malam hari kawat telepon atau listrik akan mengalami penyusutan, oleh karenanya kawat tersebut tidak menjadi putus.

5. Keping bimetal
  • Dua keping logam yang memiliki koefisien muai panjang berbeda dikeling menjadi satu disebut keping bimetal. 
  • Pada keping bimetal peka terhadap perubahan suhu yang terjadi. 
    • Apabila keping bimetal dilakukan pemanasan, maka akan melengkung ke arah logam yang angka koefisien muai panjangnya kecil. 
    • Apabila didinginkan, maka keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang angka koefisien muai panjangnya besar.
CONTOH SOAL
1. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm. Berapakah pertambahan panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu sebesar 50°C?
Penyelesaian:
Diketahui :
L0 = 1000 cm
T = 50 °C
α = 0,000012 /°C (lihat di tabel koefisien muai panjang)
Ditanyakan : L = ...?
Jawab:
L = α LT
L = 0,000012 × 1000 × 50
L = 0,6 cm
Jadi, pertambahan panjang benda tersebut sebesar 0,6 cm.
2. Sebatang baja bersuhu 20oC memiliki panjang 40 cm. Koefisien muai panjang baja 0,00001 /oC. Pertambahan panjang baja dan panjang akhir baja pada suhu 70oC adalah…..
Penyelesaian
Diketahui :
Pertambahan suhu (ΔT) = 70oC – 20oC = 50oC
Panjang awal (L0) = 40 cm
Koefisien muai panjang baja (α) = 0,00001 /oC
Ditanyakan : Pertambahan panjang (ΔL) dan panjang akhir (L) ?
Jawab :
a) Pertambahan panjang (ΔL)
ΔL = α L0 ΔT

ΔL = 0,00001 × 40 × 50
ΔL = 0,02 cm

b) Panjang akhir (L)
L = L0 + ΔL
L = 40 cm + 0,02 cm
L = 40,02 cm

3. Pada suhu 30oC sebuah pelat besi luasnya 10 m2. Apabila suhunya dinaikkan menjadi 90oC dan koefisien muai panjang besi sebesar 0,000012/oC, maka tentukan luas pelat besi tersebut !
Penyelesaian:
Diketahui:
Luas awal (A0) = 10 m2
Suhu awal (T0) = 30oC
Suhu akhir (T) = 90oC
Perubahan suhu :  ∆T = T  T0 = 90  30 = 60oC
α = 0,000012/oC
β = 2α = 2 × 0,000012/oC = 0,000024/oC
Ditanyakan: A = …?
Jawab:
a) Kita cari pertambahan luas (ΔA) dulu :
ΔA = β A0 ΔT 
ΔA = 0,000024 × 1× 60
ΔA = 0,0144 m2

b) Kemudian baru dicari luas akhir setelah dipanaskan (A) :
A = A0 + ΔA
A = 10 + 0,0144 
A = 10,0144 m2
Jadi, luas pelat besi setelah dipanaskan adalah 10,0144 m2

4. Sebuah bejana memiliki volume 1 liter pada suhu 25oC. Jika koefisien muai panjang bejana 0,00002 /oC, maka tentukan volume bejana pada suhu 75oC !
Penyelesaian:
Diketahui:
α = 0,00002/oC
γ = 3α = 3 × 0,00002 /oC = 0,00006 /oC
T = 75o 25oC = 50oC
V0 = 1 L
Ditanyakan: V = …?
Jawab:
a) Kita cari pertambahan volume (ΔV) dulu :
ΔV = γ A0 ΔT 
ΔV = 0,00006 × 1 × 50
ΔV = 0,003 liter

b) Kemudian baru dicari volume akhir setelah dipanaskan (V) :
V = V0 + ΔV
V = 1 + 0,003 
V = 1,003 liter
Jadi, volume bejana setelah dipanaskan adalah 1,003 liter.

PENUGASAN MANDIRI
  • Tugas dikerjakan di buku tugas kemudian difoto.
  • Tugas dikumpulkan melalui WA ke nomor HP Pak Arief maksimal 1 hari setelah pemberian tugas.
  • Jangan lupa sampaikan salam dan perkenalkan diri dulu saat mengirimkan tugas.
Soal Latihan :
1. Seutas kawat aluminium pada pagi hari yang bersuhu 20oC mempunyai panjang 2 m. Jika koefisen muai panjangnya 0,000024 /oC, maka tentukan pertambahan panjang dan panjang akhirnya di siang hari yang bersuhu 30oC !

2. Selembar baja pada suhu 20oC memiliki panjang 50 cm dan lebar 20 cm. Jika koefisien muai panjang baja 0,00001 /oC ,maka tentukan pertambahan luas baja tersebut pada suhu 60oC !

3. Sebuah bola pejal (tanpa rongga) terbuat dari besi yang memiliki koefisien muai panjang 0,000012 /oC . Volume bola itu 200 cm3 pada suhu 0 oC. Jika bola besi itu dipanaskan hingga 100 oC, maka tentukan perubahan volume dan volume akhirnya !
~ Tetap Semangat Belajar IPA #dirumahaja ~

Bab 4. Suhu dan Perubahannya (Materi 3 : Kalor dan Perpindahan Kalor)

Kompetensi Dasar :
Pengetahuan
3.4 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan.
Keterampilan
4.4 Melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda serta perpindahan kalor.

Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran daring, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan pengertian kalor dengan benar.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kalor dengan benar.
3. Melakukan perhitungan jumlah kalor pada kenaikan suhu zat dengan benar.

Assalamualaikum Wr. Wb
Anak-anak, sebelum kita belajar IPA hari ini, jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu. Dengan doa dan upaya kalian yang sungguh-sungguh, Pak Arief yakin kalian akan mampu menguasai materi hari ini. Berikut Peta Konsep materi yang akan kita pelajari.
PETA KONSEP
APERSEPSI
Sebelum melanjutkan membaca ringkasan materi, silakan disimak dulu video berikut ini untuk memberikan gambaran mengenai materi yang akan kita pelajari.

RINGKASAN MATERI
A. Pengertian Kalor
  • Kalor merupakan bentuk energi yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. 
  • Kalor merupakan jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.
  • Secara alami, kalor selalu berpindah/mengalir dari benda yang besuhu tinggi (panas) ke benda yang bersuhu lebih rendah (dingin). 
  • Kalor yang diterima oleh suatu benda menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau berubah wujudnya.

B. Satuan Kalor
  • Satuan kalor dalam SI adalah Joule (J). Satuan lain dari kalor adalah kalori. Kalori dan joule apabila dikonversikan perhitungannya seperti berikut.
    • 1 kalori = 4,2 joule
    • 1 joule = 0,24 kalori
    • 1 kilo kalori = 4.200 joule
  • Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1oC. Sementara itu, kalor jenis atau zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk menaikan suhu 1 kg zat sebesar 1oC.

C. Kalor dan Perubahan Suhu Benda
Jika suatu benda mendapatkan kalor (dipanasi) maka suhu benda tersebut akan semakin tinggi, sebaliknya jika suatu benda kehilangan kalor (didinginkan) maka suhu benda tersebut akan semakin rendah. 
a. Kalor untuk mengubah suhu benda
  • Besarnya kalor yang digunakan untuk mengubah suhu suatu benda ini dipengaruhi sebanding dengan massa benda, kalor jenis benda, dan perubahan suhu benda tersebut. 
  • Secara matematis dapat ditulis:
Jurus jitu :
Agar lebih mudah di hafal, dapat dibuat sebuat kata yakni “Q=MaCeT”

Keterangan :

Q : kalor (J) atau (kal)
m : massa (kg) atau (g)
c : kalor jenis benda (J/kgoC) atau (kal/goC)
ΔT : perubahan suhu (oC)
Perubahan suhu ini, dapat ditentukan dengan cara suhu akhir dikurangi suhu awal 

b. Kalor Jenis Benda

  • Kalor jenis benda didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan 1 kg zat untuk menaikkan suhunya sebesar 1 oC. Berikut tabel kalor jenis untuk beberapa benda :
Kalor jenis benda pada suhu 25oC dan tekanan atmosfer
Jenis benda
Kalor jenis (c)
J/kg oC
kal/g oC
Logam
Aluminum
900
0,215
Berilium
1830
0,436
Cadmium
230
0,055
Tembaga
387
0,0924
Germanium
322
0,077
Emas
129
0,0308
Besi
448
0,107
Timah
128
0,0305
Silikon
703
0,168
Perak
234
0,056
Kuningan
380
0,092
Non logam
Kaca
837
0,200
Es (-5oC)
2090
0,50
Marmer
860
0,21
Kayu 
1700
0,41
Zat cair
Alkohol
2400
0,58
Merkuri
140
0,033
Air (15oC)
4186
1,00

Sumber : fundamentals of physics

  • Berdasarkan tabel di atas, maka kita dapat mengetahui bahwa tiap benda memiliki nilai kalor jenis yang berbeda-beda. 
  • Sebagai contoh aluminium memiliki kalor jenis sebesar 900 J/kgoC hal ini memiliki penjelasan bahwa dibutuhkan energi kalor sebesar 900 J untuk menaikkan suhu 1 kg aluminium sebesar 1oC. Emas yang memiliki kalor jenis sebesar 129 J/kgoC artinya dibutuhkan energi kalor sebesar 129 J untuk menaikkan suhu 1 kg emas sebesar 1oC.
Catatan:
  • Semakin besar kalor jenis suatu benda, maka benda semakin susah dipanasi (butuh kalor yang lebih besar). 
  • Hal ini berarti benda tersebut semakin bersifat isolator. Begitu pula sebaliknya semakin kecil kalor jenis suatu benda, maka benda semakin mudah dipanasi (butuh kalor yang lebih kecil). Hal ini berarti benda tersebut semakin bersifat konduktor.
  • Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa emas (cemas 129 J/kgoC) lebih bersifat konduktor daripada aluminium (caluminium = 900 J/kgoC)

c. Kapasitas kalor
  • Kapasitas kalor suatu zat didefinisikan sebagai jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat sebesar 1 oC. 
  • Berdasarkan definisi tersebut maka persamaan kapasitas kalor dapat ditulis sebagai berikut:


Keterangan :
Q : kalor (J) atau (kal)
m : massa (kg) atau (g)
C : kapasitas kalor (J/oC) atau (kal/oC)
c : kalor jenis benda (J/kgoC) atau (kal/goC)
ΔT : perubahan suhu (oC)
Perubahan suhu ini, dapat ditentukan dengan cara suhu akhir dikurangi suhu awal

Tips:
  • Perhatikan satuan dari kalor jenis yang digunakan dalam soal. Jika dalam J/kgoC maka massa benda juga harus dalam kg, dan jika satuan kalor jenis benda dalam kal/goC maka massa benda dalam gram.
  • Semakin besar kalor jenis suatu benda, maka benda tersebut semakin susah untuk dipanaskan.

D. Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor dapat terjadi karena adanya perbedaan suhu. Berdasarkan mediumnya perpindahan kalor dapat dibedakan menjadi tiga yakni: konduksi, konveksi, dan radiasi.

1. Konduksi (hantaran) 
  • Konduksi merupakan perpindahan kalor tanpa disertai dengan perpindahan mediumnya dan biasanya terjadi pada zat padat. 
  • Contoh peristiwa konduksi:
    • Salah satu ujung sendok terasa panas, ketika ujung lainnya dipanaskan.
    • Panci bagian atas terasa panas, ketika diletakkan diatas kompos yang menyala
2. Konveksi (aliran) 
  • Konveksi merupakan perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan mediumnya dan biasanya terjadi pada zat cair dan zat gas. 
  • Contoh peristiwa konveksi:
    • Angin darat adalah angin yang bergerak dari darat ke laut, terjadi pada waktu malam hari (udara didarat lebih cepat dingin daripada dilaut). Angin ini digunakan oleh nelayan untuk berangkat melaut.
kalor, materi kelas 7,, konveksi
    • Angin laut adalah angin yang bergerak dari laut ke darat, terjadi pada waktu siang hari (udara didarat lebih cepat panas daripada dipermukaan laut). Angin ini biasanya digunakan oleh nelayan untuk pulang.
kalor, materi kelas 7, konveksi

    •  Udara yang dipanaskan

kalor, materi kelas 7, konveksi

    • Air yang dipanaskan
kalor, materi kelas 7, konveksi

3. Radiasi (pancaran) 
  • Radiasi merupakan perpindahan kalor tanpa memerlukan medium (kalor dipindahkan sebagai gelombang elektromagnetik). 
  • Contoh peristiwa radiasi adalah panas matahari sampai ke bumi (panas matahari melewati ruang hampa udara).
Penerapan Perpindahan Kalor
Bagaimana termos dapat mencegah perpindahan kalor baik secara konduksi, konveksi, maupun radiasi?

CONTOH SOAL
1. Air sebanyak 3 kg bersuhu 10oC dipanaskan hingga bersuhu 35oC. Jika kalor jenis air 4.200 J/kgoC, tentukan kalor yang diserap air tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 3 kg
c = 4.200 J/kgoC
T T2  T= 35  10 = 25oC
Ditanyakan: Q = …?
Jawab:
Q = m c T
Q = 3 . 4.200 . 25
Q = 315.000 J

2. Air sebanyak 100 gram yang memiliki temperatur 25oC dipanaskan dengan kalor sebesar 1.000 kalori. Jika kalor jenis air 1 kal/goC, tentukanlah temperatur air setelah pemanasan tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 100 gram
T1 = 25oC
cair = 1 kal/goC
Q = 1.000 kal
Ditanyakan : T= …?
Jawab:
Q = m c T
T
=
Q
m c
T
=
1.000
100 . 1
  ∆T = 10oC
Perubahan suhu memiliki arti selisih antara suhu akhir air setelah pemanasan dengan suhu awal, atau secara matematis dituliskan sebagai berikut.
ΔT = T2  T1
10 = T2  25
T2 = 35°C
Jadi, suhu akhir air setelah pemanasan adalah 35oC.

3. Berapa besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang besi yang massanya 10 kg dari 20oC menjadi 100oC, jika kalor jenis besi 450 J/kgoC?
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 10 kg
T1 = 20oC
T2 = 100oC
T = T2  T1= 100  20 = 80oC
c = 450 J/kg oC
Ditanyakan: Q = ?
Jawab:
Q = m c T
Q = 10 . 450 . 80
Q = 360.000 J = 360 kJ
Jadi, kalor yang dibutuhkan sebatang besi tersebut sebesar 360 kJ.

4. Zat cair yang massanya 2 kg dipanaskan dari suhu 20oC menjadi 80oC, memerlukan kalor sebesar 6 × 105 Joule. Tentukan kalor jenis zat cair tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 2 kg
T1 = 20oC
T2 = 100oC
T = T2  T1= 80  20 = 60oC
Q = 6 × 105 J = 600.000 J
Ditanyakan: c = ?
Jawab:
Q = m c T
c
=
Q
T
c
=
600.000
2 . 60
c
=
600.000
120
   c = 5.000 J/kg oC
Jadi, kalor jenis zat cair tersebut adalah 5.000 J/kg oC.

5. Berapakah kapasitas kalor dari 5 kg suatu zat yang mempunyai kalor jenis 2 kal/goC?
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 5 kg = 5.000 g
c = 2 kal/goC
Ditanyakan: C = ?
Jawab:
C = m c
C = 5.000 . 2 
C = 10.000 kal/oC
6. Air yang mula-mula bersuhu 10oC dipanaskan hingga bersuhu 35oC. Jika kapasitas kalor air tersebut adalah 12.558 J/oC, tentukan kalor yang diserap air tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
T = T2  T1= 35  10 = 25oC
C = 12.558 J/oC
Ditanyakan: Q = ?
Jawab:
C
=
Q
T
Q = C . T
Q = 12.558 . 25
Q = 313.950 J
7. Sepotong besi yang memiliki massa 3 kg, dipanaskan dari suhu 20oC hingga 120oC. Jika kalor yang diserap besi sebesar 135 kJ, tentukan kapasitas kalor besi dan kalor jenis besi?
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 3 kg
T =  T2  T1= 120  20 = 100oC
Q = 135 kJ = 135.000 J
Ditanyakan: a. C 
                      b. c 
Jawab:
a. Menentukan kapasitas kalor besi:
C
=
Q
T
C
=
135.000 J
100oC
  C = 1.350 J/oC
b. Menentukan kalor jenis besi:
C = m c
c
=
C
m
c
=
1.350 J/oC
3 kg
  c = 450 J/kgoC
REFERENSI
  • Video referensi :
  • Beberapa video referensi terkait materi bisa dilihat dengan cara klik pada gambar. 


PENUGASAN MANDIRI
  • Tugas dikerjakan di buku tugas dilengkapi cara mengerjakan kemudian difoto.
  • Tugas dikumpulkan melalui WA ke nomor HP Pak Arief maksimal 1 hari setelah pemberian tugas.
  • Jangan lupa sampaikan salam dan perkenalkan diri dulu saat mengirimkan tugas.
Soal Latihan
1. Air yang massanya 2 kg suhunya adalah 25°C. Jika kalor jenis air adalah 4.200 J/kg°C, tentukan besarnya kalor yang dibutuhkan pada suhu 55°C ! 
2. Untuk menaikkan suhu 150 gram perak dari suhu 20°C ke suhu 40°C dibutuhkan kalor sebanyak 9.000 Joule. Berapakah kalor jenis perak tersebut?
3. Air sebanyak 200 gram yang memiliki suhu 45oC dipanaskan dengan kalor sebesar 2.000 kalori. Jika kalor jenis air 1 kal/goC, tentukan :
a.     suhu air setelah pemanasan 
b.     kapasitas kalor

~ Tetap Semangat Belajar IPA #dirumahaja ~

Bab 10. Cahaya dan Alat Optik (Materi 3 : Alat Optik)

Kompetensi Dasar : Pengetahuan 3.12 Menganalisis sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan pada bidang datar dan lengkung, serta penerapannya...