3.7 Menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut.
Keterampilan
4.7 Menyajikan hasil pengamatan terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran daring, peserta didik dapat :
1. Mengidentifikasi pola-pola interaksi makhluk hidup dengan benar.
2. Menyebutkan 5 contoh masing-masing pola interaksi makhluk hidup dengan benar.
3. Membedakan rantai makanan dan jaring-jaring makanan dengan benar.
4. Menganalisis rantai makanan dalam suatu jaring-jaring makanan dengan benar.
5. Menganalisis jumlah populasi organisme dan aliran energi dalam suatu piramida makanan dengan benar.
Assalamualaikum Wr. Wb Anak-anak, sebelum kita belajar IPA hari ini, jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu. Dengan doa dan upaya kalian yang sungguh-sungguh, Pak Arief yakin kalian akan mampu menguasai materi hari ini. Berikut Peta Konsep materi yang akan kita pelajari.
PETA KONSEP
APERSEPSI
Sebelum melanjutkan membaca ringkasan materi, silakan disimak dulu video berikut ini untuk memberikan gambaran mengenai materi yang akan kita pelajari.
RINGKASAN MATERI
A. Pola-Pola Interaksi Makhluk Hidup
Setiap organisme melakukan interaksi tertentu dengan organisme lain untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan. Interaksi yang terjadi di alam membentuk pola-pola interaksi yang khas. Pola-pola interaksi yang terjadi dapat berupa persaingan (kompetisi), pemangsaan (predasi), kerjasama (simbiosis), antibiosis dan netral.
1. Kompetisi Kompetisi adalah jenis interaksi antarorganisme yang bersaing untuk bertahan hidup. Kompetisi terjadi di antara beberapa organisme yang membutuhkan bahan makanan yang sama, mendapatkan wilayah atau mendapatkan pasangan. Kompetisi merupakan satu pola interaksi yang menyebabkan kerugian bagi salah satu pihak yang kalah bersaing.
Contoh kompetisi adalah persaingan antar produsen (berbagai jenis tumbuhan) untuk memperoleh air, sinar matahari, dan unsur hara. Konsumen primer juga mengalami persaingan yaitu dalam mendapatkan tumbuhan, mendapatkan wilayah atau mendapatkan pasangan, misalnya kuda dengan sapi dan domba dalam satu ekosistem rumput akan saling bersaing untuk mendapatkan rumput sebagai makanannya, kompetisi 2 ekor rusa jantan memperebutkan seekor rusa betina sebagai pasangannya, begitu seterusnya sampai kompetisi antar pengurai atau dekomposer.
2. Predasi Selain melakukan persaingan, beberapa organisme mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain. Contohnya adalah singa yang memakan kijang, zebra, atau rusa. Pola interaksi semacam ini disebut predasi. Predasi adalah jenis interaksi antarorganisme yang terjadi ketika salah satu organisme memakan organisme lain. Organisme yang memakan organisme lain disebut predator atau pemangsa contohnya singa, sedangkan organisme yang dimakan disebut mangsa, contohnya zebra. Contoh lainnya adalah kucing memangsa tikus, elang dengan ular, harimau dengan rusa, dan lain sebagainya.
3. Simbiosis Beberapa makhluk hidup dapat hidup berdampingan tanpa melakukan kompetisi atau predasi. Pola interaksi seperti ini disebut simbiosis, dan organisme yang melakukannya disebut simbion. Simbiosis adalah interaksi yang sangat erat antara dua makhluk hidup yang berbeda jenis dalam suatu ekosistem. Simbiosis antara dua jenis makhluk hidup dibedakan menjadi tiga, yaitu: a. Simbiosis Mutualisme Simbiosis mutualisme adalah interaksi antara dua jenis makhluk hidup berbeda yang saling menguntungkan. Contohnya :
Kupu-kupu atau lebah yang hinggap pada tumbuhan berbunga. Kupu-kupu atau lebah menghisap madu dari bunga sedangkan tumbuhan berbunga dibantu proses penyerbukannya oleh kupu-kupu atau lebah yang hinggap pada bunga tersebut.
Simbiosis antara bakteri Eschericia coli yang hidup di usus manusia. Bakteri tersebut menghasilkan vitamin B12 dan vitamin K yang berperan pada proses pembekuan darah manusia. Sedangkan manusia memberikan perlindungan, makanan, dan lingkungan yang cocok bagi bakteri di dalam usus.
Burung jalak yang hinggap di punggung kerbau. Burung jalak mendapatkan makanan berupa kutu yang ada di tubuh kerbau sehingga tubuh kerbau terbebas dari kutu.
Kacang tanah dengan bakteri Rhizobium. Kacang tanah mendapatkan kebutuhan nitrogen dari bakteri Rhizobium, sedangkan bakteri Rhizobium mendapatkan air dan nutrisi dari bintil - bintil akar kacang tanah.
b. Simbiosis Komensalisme Simbiosis komensalisme adalah interaksi antara dua jenis makhluk hidup berbeda, dimana satu individu mendapatkan keuntungan sedangkan satu individu lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan. Contohnya :
Tumbuhan anggrek dengan pohon yang ditumpanginya. Anggrek diuntungkan karena dapat menempel pada batang pohon yang cukup tinggi, sehingga memperoleh sinar matahari untuk proses fotosintesis. Sedangkan pohon yang ditumpangi tidak mendapatkan keuntungan atau kerugian apapun karena tumbuhan anggrek mampu membuat makanannya sendiri.
Ikan remora yang mengikuti hiu. Ikan remora akan memakan sisa makanan yang menempel pada tubuh hiu. Ikan hiu tidak dirugikan maupun diuntungkan oleh ikan remora.
c. Simbiosis Parasitisme Simbiosis parasitisme adalah interaksi antara dua jenis makhluk hidup berbeda, dimana satu individu diuntungkan (parasit) sedangkan satu individu lainnya dirugikan (inang).
Contohnya :
Tumbuhan benalu (sebagai parasit) pada pohon mangga (sebagai inang), benalu mendapat tempat hidup sekaligus mengambil air dari pohon mangga, sedangkan pohon mangga sebagai tumbuhan inang akan terhambat pertumbuhannya bahkan lama kelamaan akan mati karena kekurangan air.
Tali putri (sebagai parasit) pada tumbuhan beluntas (sebagai inang), tali putri mendapat tempat hidup dan makanan dari tumbuhan beluntas, sedangkan tumbuhan beluntas akan merugi, karena makanannya diambil oleh tali putri.
4. Antibiosis
Antibiosis merupakan hubungan antara dua jenis organisme dimana organisme yang satu menghambat pertumbuhan organisme lain. Contohnya adalah jamur Penicillium notatum (jamur sebagai antibiotik), karena kelebihan dari jamur tersebut dapat menghasilkan senyawa antibiotik, yang mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Sehingga jamur ini banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan sebagai senyawa antibiotik. Interaksi ini juga disebut sebagai simbiosis amensalisme yaitu interaksi dimana organisme yang satu menekan atau merugikan organisme lainnya sehingga pihak yang satu dirugikan dan yang lainnya tidak mendapatkan keuntungan juga kerugian.
5. Netral
Netral adalah Interaksi antara dua makhluk hidup yang tidak saling mengganggu meskipun tinggal di habitat yang sama. Misalnya, interaksi antara kucing dan ayam di kebun, domba dan itik di padang rumput, dan jerapah dan gajah di padang rumput.
B. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah sebuah peristiwa makan dan dimakan antara sesama makhluk hidup dengan urutan-urutan tertentu. Rantai makanan menjadi jalur masuk aliran energi bagi makhluk hidup. Energi tersebut berasal dari matahari yang diubah oleh organisme autotrof (pembuat makanan) seperti tumbuhan menjadi energi kimia (dalam batang, buah, daun, dll). Sementara itu organisme heterotrof (tak mampu membuat makanan sendiri) memperoleh energi dengan memakan organisme autotrof. Dalam suatu rantai makanan terdapat makhluk hidup yang mempunyai peran sebagai produsen, konsumen, dan sebagai dekomposer (pengurai). Pada kejadian rantai makanan terjadi suatu proses makan dan dimakan dalam suatu urutan tertentu. Dan setiap tingkat dari rantai makanan dalam sebuah ekosistem disebut juga dengan tingkat trofik.
Pada tingkat trofik pertama ditempati oleh produsen yakni suatu organisme yang bisa menghasilkan atau membuat suatu zat makanan sendiri yakni tumbuh-tumbuhan hijau.
Pada tingkat trofik kedua ditempati oleh konsumen primer (konsumen tingkat I), konsumen ini umumnya ditempati oleh hewan hewan herbivora (pemakan tumbuhan).
Pada tingkat trofik ketiga ditempati oleh konsumen sekunder (Konsumen tingkat II), umumnya ditempati oleh hewan-hewan karnivora (hewan pemakan daging) dan seterusnya.
Dan organisme yang menempati tingkat trofik tertinggi atau yang terakhir disebut juga dengan konsumen puncak.
Rantai Makanan
Ada beberapa jenis rantai makanan yang ada di ekosistem darat, antara lain :
1. Rantai makanan perumput
Rantai makanan yang satu ini paling sering ditemui dan dikenali. Rantai makanan ini dimulai dari tumbuh-tumbuhan sebagai produsen.
Contoh :
Pada gambar di atas, padi sebagai produsen dimakan oleh tikus sebagai konsumen primer, tikus dimakan oleh ular sebagai konsumen sekunder, ular dimakan oleh elang sebagai konsumen tersier sekaligus sebagai konsumen puncak. Selanjutnya jika elang mati, maka bangkainya akan dimakan oleh organisme lain dan diuraikan oleh jamur/bakteri sebagai pengurai. 2. Rantai makanan detritus Rantai makanan yang satu ini tidak dimulai dari suatu tumbuhan, tetapi dimulai dari detritus. Detritus adalah serpihan organisme yang mati dan sisa organismenya diuraikan oleh pengurai. Organisme pemakan detritus disebut detritivor, yaitu suatu organisme heterotrof yang mendapatkan energi dengan cara memakan sisa-sisa dari makhluk hidup. Contoh hewan detritivor adalah cacing dan rayap. Contoh :
Pada gambar di atas, detritus berupa sisa organisme yang telah mati dimakan oleh cacing sebagai detritivor (konsumen pertama), lalu burung kecil (konsumen kedua) dan elang sebagai konsumen puncak. Namun pada akhirnya, semua organisme tersebut dapat menjadi detritus pula.
Setiap ekosistem pasti memiliki sistem rantai makanan di dalamnya termasuk ekosistem laut. Rantai makanan di dalam ekosistem laut berfungsi agar jumlah makhluk hidup di dalam ekosistem laut tetap stabil. Komponen biotik di dalam ekosistem laut agak sedikit berbeda dibandingkan di darat.
Pada gambar di atas, fitoplankton sebagai produsen dimakan oleh zooplankton sebagai konsumen I, zooplankton dimakan oleh ikan kecil sebagai konsumen II, ikan kecil dimakan oleh ikan sedang sebagai konsumen III, ikan sedang kemudian dimakan ikan besar sekaligus sebagai konsumen puncak. Selanjutnya jika ikan besar mati, maka bangkainya akan dimakan oleh organisme lain dan diuraikan oleh bakterioplankton, cacing laut, bintang laut dan belut laut sebagai pengurai.
C. Jaring-Jaring Makanan
Apakah setiap organisme hanya memakan satu jenis organisme saja? Tentu tidak. Dalam rantai makanan, konsumen pada tingkat trofik tertentu tidak hanya memakan satu jenis organisme yang ada di tingkat trofik bawahnya. Akan tetapi, setiap organisme dapat memakan dua atau lebih organisme lain. Ini menyebabkan terjadinya beberapa rantai makanan di dalam ekosistem saling berhubungan satu sama lain. Hubungan antar rantai makanan tersebut membentuk susunan yang lebih kompleks, disebut jaring-jaring makanan. Contoh jaring-jaring makanan yang terjadi pada suatu ekosistem dapat kalian lihat pada gambar berikut :
Pada contoh di atas terdapat 5 rantai makanan yang akan bergabung menjadi suatu ekosistem yakni menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Rantai makanan itu yang di antaranya ialah :
1. bunga -> ulat -> burung pipit -> elang
2. sawi -> ulat -> burung pipit -> elang
3. sawi -> belalang -> burung pipit ->elang
4. sawi -> belalang -> katak -> elang
5. sawi -> tikus -> elang
Keterangan :
Pada tingkat trofik pertama ialah organisme yang mampu dapat menghasilkan zat makanan sendiri yakni pada tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen. Dapat dilihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah bunga dan sawi.
Organisme yang menduduki tingkat trofik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I juga biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I ialah ulat, belalang, dan tikus (omnivora).
Organisme yang menduduki tingkat trofik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II). Konsumen II juga biasanya diduduki oleh hewan karnivora. Terlihat jelas pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II ialah katak dan burung pipit (omnivora).
Organisme yang menduduki tingkat trofik tertinggi sering disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar bahwa burung elang ini akan bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak.
D. Piramida Makanan
Piramida makanan merupakan suatu piramida yang menggambarkan jumlah populasi organisme dan aliran energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam suatu ekosistem. Piramida ini menggambarkan hubungan antar organisme pada setiap tingkat trofiknya. Dalam sebuah ekosistem, tumbuhan sebagai produsen mempunyai jumlah populasi yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat trofik lainnya. Jumlah dari popolasi produsen lebih besar dari konsumen I, konsumen II, konsumen III dan seterusnya hingga sampai dengan konsumen puncak.
Piramida ini juga menunjukkan terjadinya penurunan energi pada setiap tingkat trofiknya. Setiap perpindahan energi dari satu tingkat tropik ke tingkat tropik berikutnya akan terjadi pelepasan sebagian energi berupa panas sehingga jumlah energi untuk tingkat trofik yang semakin tinggi akan semakin kecil. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat trofiknya, maka jumlah energi akan semakin kecil yang artinya produsen sebagai tingkat trofik pertama memiliki energi yang lebih besar dibandingkan dengan konsumen-konsumen di tingkat trofik yang lebih tinggi. Contoh :
Tingkatan-tingkatan pada piramida ekosistem darat di atas yaitu :
Tingkat produsen, pada tingkat produsen ini ditempati oleh tumbuhan seperti rerumputan dan pepohonan, yang sebagian besar dikonsumsi oleh populasi hewan herbivora.
Konsumen tingkat I pada ekosistem darat yaitu ditempati oleh ulat, belalang dan tikus yang memakan tumbuhan.
Konsumen tingkat II ditempati oleh katak dan ayam yang mengkonsumsi ulat dan belalang.
Konsumen tingkat III/puncak pada piramida ekosistem darat ditempati oleh burung elang dan ular sebagai pemangsa konsumen tingkat II lainnya.
Berdasarkan piramida makanan di atas dapat kita ketahui bahwa pada umumnya, hanya 10% energi dari suatu tingkat trofik yang dapat dipindahkan ke tingkat trofik berikutnya yang lebih tinggi. Sementara itu, 90% energi digunakan oleh organisme yang bersangkutan untuk melakukan berbagai aktivitas hidupnya atau dilepaskan ke lingkungan sebagai panas.
REFERENSI
Video referensi :
Beberapa video referensi terkait materi bisa dilihat dengan cara klik pada gambar.
LATIHAN SOAL
Setelah mempelajari materi ini, sekarang ayo dicoba untuk mengerjakan latihan soalnya.
3.7 Menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut.
Keterampilan
4.7 Menyajikan hasil pengamatan terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran daring, peserta didik dapat :
1. Mengidentifikasi komponen ekosistem dengan benar.
2. Menjelaskan peran komponen biotik dalam ekosistem dengan benar.
3. Menyebutkan urutan satuan tingkatan ekosistem dengan benar.
4. Mengidentifikasi contoh masing-masing satuan tingkatan ekosistem dengan benar.
Assalamualaikum Wr. Wb Anak-anak, sebelum kita belajar IPA hari ini, jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu. Dengan doa dan upaya kalian yang sungguh-sungguh, Pak Arief yakin kalian akan mampu menguasai materi hari ini. Berikut Peta Konsep materi yang akan kita pelajari.
PETA KONSEP
APERSEPSI
Sebelum melanjutkan membaca ringkasan materi, silakan disimak dulu video berikut ini untuk memberikan gambaran mengenai materi yang akan kita pelajari.
RINGKASAN MATERI
Interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya, semacam hubungan yang harus dibangun oleh setiap makhluk hidup terhadap lingkungannya. Lingkungan dan makhluk hidup adalah dua hal yang saling berhubungan dan tentunya tidak dapat saling dipisahkan satu sama lainnya. Lingkungan adalah sebuah kesatuan hidup yang berupa keadaan fisik, seperti Sumber Daya Alam yang mencakup air, energi matahari, udara, mineral, flora, dan fauna. Sudah menjadi hukum alam bahwa makhluk hidup akan memiliki ketergantungan terhadap makhluk hidup lain dan lingkungan beserta sumber daya alam yang ada. Bentuk hubungan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut dengan ekosistem. Bentuk hubungan interaksi ini mencakup segala interaksi antara makhluk hidup maupun benda-benda yang bersifat mati. Ekosistem sering kali diartikan sebagai tatanan atau satu kesatuan utuh antara unsur-unsur lingkungan yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.
A. Komponen Ekosistem
Secara umum, ekosistem merupakan hasil interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Seluruh makhluk yang hidup di atas tanah menempati suatu daerah tertentu bersama dengan lingkungan yang menompang semua kebutuhan yang diperlukan oleh makhluk hidup tersebut, seperti air, udara, tanah, dan cahaya matahari. Sebagai contoh nyata sebuah ekosistem dalam kehidupan adalah halaman rumah, sungai, hutan, laut, padang rumput dimana masing-masing tempat terdapat interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan tempat tinggalnya. Sebelum masuk ke bentuk interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya, perlu kita ketahui terlebih dahulu apa saja komponen lingkungan.
Beberapa komponen yang membentuk sebuah ekosistem yang saling berinteraksi antara makhluk hidup dengan lingkungan terdiri dari komponen biotik (hidup) dan komponen abiotik (tak hidup).
1. Komponen Biotik
Komponen biotik terdiri dari seluruh makhluk hidup yang ada pada lingkungan, misalnya tumbuhan, manusia, hewan, organisme pengurai, dan sebagainya. Setiap makhluk hidup yang berada pada lingkungannya memiliki peran dan juga kedudukan masing-masing.
2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup yang sangat berpengaruh dalam interaksi makhluk hidup dengan lingkungan. Karena pada dasarnya makhluk hidup tidak bisa terpisah dari kebutuhan akan benda-benda dan komponen yang tak hidup, seperti tanah, udara, air, cahaya matahari, dan sebagainya.
B. Peran Komponen Biotik dalam Ekosistem
Berdasarkan peran dan kedudukannya, komponen biotik dalam ekosistem dibedakan menjadi :
1. Produsen
Produsen yaitu sebutan untuk makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri dan dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Disebut organisme autotrof. Makhluk hidup yang berperan sebagai produsen adalah tumbuhan (di darat) serta alga/ganggang dan fitoplankton (di perairan). Tumbuhan, alga/ganggang dan fitoplanktonmampu memproduksi makanan sendiri dengan cara fotosintesis.
Tumbuhan
Alga/Ganggang Hijau
Fitoplankton
2. Konsumen
Konsumen yaitu semua makhluk hidup yang tidak dapat memproduksi makanan sendiri dan membutuhkan organisme lain sebagai makanannya. Disebut organisme heterotrof. Contohnya seperti manusia, hewan, ikan, dan jenis tumbuhan yang tidak mempunyai zat hijau daun atau klorofil.
Berdasarkan pada jenis makanannya, konsumen dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Herbivora (Hewan pemakan tumbuhan)
- Berperan sebagai konsumen I (primer)
- Makhluk hidup yang memperoleh energi (makan) dari tumbuhan.
b. Karnivora (Hewan pemakan daging)
- Berperan sebagai konsumen II, III dst
- Makhluk hidup yang memperoleh energi (makan) dengan memangsa herbivora
c. Omnivora (Hewan pemakan daging dan tumbuhan)
- Dapat berperan sebagai konsumen I, II, maupun III
3. Pengurai (Dekomposer)
Pengurai yaitu organisme yang berperan aktif dalam interaksi makhluk hidup dengan lingkungan, karena organisme ini tugasnya membusukkan dan juga menguraikan tumbuhan, hewan, dan manusia yang telah mati. Organisme pengurai sangatlah penting dalam menjaga stabilitas ekosistem. Contoh : Bakteri, jamur, dan detritivor. Detritivor yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik atau hewan/tumbuhan yang telah mati dan membusuk. Contoh detritivor adalah cacing, rayap, beberapa kumbang pemakan bangkai, kelabang, kutu kayu, siput, luing dll.
Pengurai
C. Satuan Tingkatan Ekosistem
Apabila kita perhatikan lingkungan di sekitar kita, mungkin kita akan menemukan sekelompok sapi sedang makan rumput, tanaman rumput yang bergerombol, serta sebatang pohon mangga yang rindang dan tumbuh subur dengan buahnya yang menguning. Kelompok sapi sedang makan rumput, segerombolan tanaman rumput, dan sebatang pohon mangga apabila membentuk suatu kesatuan di dalam suatu lingkungan merupakan satuan organisasi kehidupan dalam ekoistem. Satuan organisasi kehidupan dalam ekosistem terdiri atas individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma dan biosfer. Urutan satuan-satuan makhluk hidup dalam ekosistem dari yang kecil sampai yang besar adalah sebagai berikut:
1. Individu Individu adalah makhluk hidup tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Atau bisa disebutkan bahwa individu merupakan satuan fungsional terkecil penyusun ekosistem. Setiap individu melakukan proses hidup yang masing-masing berjalan terpisah dan berbeda dengan individu lainnya. Contoh individu adalah seekor domba, seekor ayam, seekor burung, sebatang rumput dan sebatang pohon mangga. 2. Populasi Populasi adalah sekelompok makhluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula.
Sebagai contoh, pada suatu lahan seluas 200 m² terdapat 500 batang tanaman jagung, 100 ekor belalang, 50 ekor jangkrik, 10 ekor burung, dan 3 batang tanaman turi. Berdasarkan data tersebut maka di dalam lahan atau daerah tersebut terdapat beberapa populasi, yaitu populasi jagung, populasi belalang, populasi jangkrik, populasi burung dan populasi turi.
3. Komunitas Komunitas adalah sekumpulan berbagai macam populasi makhluk hidup yang hidup dalam suatu wilayah tertentu. Suatu komunitas tersusun dari semua populasi yang hidup dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain dalam suatu wilayah dan waktu tertentu. Contoh komunitas adalah komunitas kolam air tawar yang di dalamnya terdapat populasi ikan, populasi tumbuhan teratai, populasi ganggang hijau dan populasi katak yang mendiami kolam air tawar tersebut.
4. Ekosistem Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungan hidupnya yang saling berinteraksi dan membentuk hubungan timbal balik. Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan.
Ekosistem alami, yaitu ekosistem yang terbentuk secara alami, tanpa adanya pengaruh atau campur tangan manusia. Misalnya, sungai, laut, danau, hutan, dan gunung.
Ekosistem buatan, yaitu ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya, kolam, waduk, sawah, ladang, dan akuarium.
5. Bioma Bioma merupakan ekosistem dalam skala besar yang melibatkan iklim yang berinteraksi dengan keanekaragaman makhluk hidup yang khas akibat perbedaan letak geografis. Contoh bioma, antara lain: savana, stepa, gurun, dan padang rumput.
6. Biosfer Biosfer adalah merupakan tempat interaksi seluruh ekosistem di bumi. Biosfer meliputi semua lapisan kehidupan, dari dasar laut yang dalam sampai lapisan udara di mana masih terdapat kehidupan. Biosfer merupakan kumpulan semua ekosistem yang ada di planet bumi, meliputi semua bagian dari lapisan bumi paling atas, yaitu air, kulit bumi, dan atmosfer.
REFERENSI
Video referensi :
Beberapa video referensi terkait materi bisa dilihat dengan cara klik pada gambar.
LATIHAN SOAL
Setelah mempelajari materi ini, sekarang ayo dicoba untuk mengerjakan latihan soalnya.
3.8 Menganalisis terjadinya pencemaran
lingkungan dan dampaknya bagi ekosistem.
Keterampilan
4.8 Membuat tulisan tentang gagasan pemecahan masalah pencemaran di lingkungannya
berdasarkan hasil pengamatan.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran daring, peserta didik dapat :
1. Mendeskripsikan pengertian pencemaran lingkungan dengan benar.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis pencemaran lingkungan dengan benar.
3. Menyebutkan contoh masing-masing jenis pencemaran lingkungan dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
4. Menjelaskan faktor penyebab masing-masing jenis pencemaran lingkungan dengan benar.
5. Menjelaskan dampak masing-masing jenis pencemaran lingkungan dengan benar.
6. Menganalisis cara penanggulangan masing-masing jenis pencemaran lingkungan dengan benar.
Assalamualaikum Wr. Wb Anak-anak, sebelum kita belajar IPA hari ini, jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu. Dengan doa dan upaya kalian yang sungguh-sungguh, Pak Arief yakin kalian akan mampu menguasai materi hari ini. Berikut Peta Konsep materi yang akan kita pelajari.
PETA KONSEP
APERSEPSI
Sebelum melanjutkan membaca ringkasan materi, silakan disimak dulu video berikut ini untuk memberikan gambaran mengenai materi yang akan kita pelajari.
RINGKASAN MATERI
A. Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan (environmental pollution) adalah segala sesuatu termasuk bahan-bahan fisika dan kimia yang dapat mengganggu ekosistem. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan.
Menurut UU RI No. 23 Tahun 1997, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam lingkungan oleh manusia sehingga kualitasnya turun yang menyebabkan lingkungan tidak sesuai peruntukannya.
Di lingkungan terdapat faktor biotik dan abiotik, apabila tidak ada keseimbangan antar keduanya maka tidak ada keseimbangan alam. Pencemaran terjadi akibat kegiatan kumpulan manusia (populasi) dan faktor alam seperti gunung meletus yang menimbulkan abu vulkanik.
Zat yang dapat mencemari lingkungan dan dapat mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup disebut polutan. Polutan dapat berupa zat kimia, debu, suara, radiasi dan panas.
Ciri -ciri dari polutan :
Manusia tidak dapat mencegah pencemaran akibat faktor alam, tetapi dapat mencegah pencemaran akibat kegiatannya sendiri seperti limbah rumah tangga, industri, zat – zat kimia berbahaya, tumpahan minyak, asap hasil pembakaran hutan, minyak bumi dan limbah nuklir.
B. Jenis Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan sifat zat pencemarnya, pencemaran lingkungan dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Pencemaran Biologis
Pencemaran biologis yaitu pencemaran yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme/mikroba (virus, bakteri, jamur). Mikroba-mikroba tersebut dapat memicu timbulnya wabah penyakit. Polutan ini biasanya mencemari air sumur, sungai maupun danau. Pencemaran ini bisa bersumber dari orang yang menderita penyakit, atau sampah buangan maupun sumber alam lain. Contohnya seperti bakteri E. coli dan Salmonella thyposa.
2. Pencemaran Fisika
Pencemaran fisika yaitu pencemaran yang disebabkan oleh benda cair, benda padat, maupun gas. Contoh : pencemaran fisika berupa gas berasal dari asap kendaraan bermotor/pabrik, berupa padatan seperti kaca, plastik, kaleng, berupa cairan seperti minyak tanah.
3. Pencemaran Kimiawi
Pencemaran kimiawi yaitu pencemaran yang disebabkan oleh zat-zat kimia. Biasanya yang banyak terjadi di lingkungan masa kini adalah limbah industri. Misalnya, zat-zat logam berat yang terdapat dalam limbah industri (timbal atau air raksa), detergen, pestisida, DDT, ataupun senyawa-senyawa nonlogam seperti senyawa nitrat, asam sulfat, dan zat-zat lain yang dapat mempengaruhi lingkungan mengalami kerusakan.
Berdasarkan tempat terjadinya, pencemaran dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut :
1. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air yang menyebabkan air tidak berfungsi sesuai peruntukannya. Pencemaran air merupakan kondisi air dalam keadaan normal. Ciri – ciri air tercemar : warna, bau dan rasanya berubah; pH kurang dari 7 atau lebih dari 7 (pH air = 7).
Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik seperti logam berat yang berasal dari industri tekstil, pelapisan logam, cat/tinta warna, percetakan, bahan agrokimia dan sebagainya. Kualitas air menentukan kehidupan di perairan laut dan sungai, apabila perairan tercemar maka keseimbangan ekosistem di dalamnya akan terganggu.
a. Penyebab Pencemaran Air
1) Limbah industri
Air limbah industri mengandung zat berbahaya. Kegiatan industri menghasilkan produk utama yaitu bahan jadi dan produk yang tidak terpakai yaitu limbah.
Jenis limbah yang berasal dari hasil industri yaitu :
Berikut contoh limbah industri :
Apabila limbah tersebut dibuang ke saluran air, sungai atau laut akan merusak ekosistem di dalamnya. Limbah industri berupa logam berat sering dialirkan ke sungai dan mencemari sungai tersebut. Akibatnya, air sungai menjadi tercemar dan membahayakan makhluk hidup yang mengkonsumsi air tersebut. Bila air sungai tersebut mengalir ke laut maka laut akan tercemar dan merusak biota laut yang ada di dalamnya. Air sungai dan air laut yang tercemari logam limbah industri juga dapat meresap ke dalam tanah. Akibatnya, air tanah tercemar juga sampai ke sumur-sumur masyarakat. Jenis-jenis logam berat tersebut adalah raksa, timbal, kadmium yang apabila terkonsumsi manusia akan sangat berbahaya.
Contoh pencemaran limbah yaitu pencemaran raksa di Teluk Minamata, Jepang. Para nelayan dan penduduk di sekitar teluk memakan ikan yang tercemar merkuri/raksa tersebut sehingga mengalami kerusakan saraf yang dinamakan penyakit Minamata. Korban yang meninggal akibat penyakit Minamata yaitu lebih dari 80 ribu orang.
2) Limbah Rumah Tangga
Limbah yang berasal dari kegiatan perumahan, pasar, perkantoran, penginapan, puing-puing bahan bangunan, dan besi tua bekas mesin atau kendaraan. Limbah rumah tangga berupa bahan organik, anorganik, bahan berbahaya dan beracun (B3).
Limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme, contohnya kulit buah/sayuran, sisa makanan, kertas, kayu dan daun.
Limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, contohnya kaca, plastik, besi, alumunium, kaleng susu, kaleng cat, minyak wangi dan sebagainya.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat atau bahan-bahan lain yang dapat membahayakan kesehatan atau kelangsungan hidup manusia, makhluk lain, dan atau lingkungan hidup pada umumnya. Contohnya kaporit, pelarut, asam sulfat, sodium hidroksida, asam formiat, CFC, pestisida dan sebagainya.
Limbah rumah tangga yang menjadi persoalan kini berasal dari kota-kota besar, yang kebanyakan dialirkan atau diarahkan ke parit-parit dan sungai-sungai. Akibatnya ekosistem perairan sungai menjadi tercemar. Sungai yang tercemar oleh senyawa organik akan berwarna hitam. Banyaknya senyawa organik akan menyebabkan terjadinya penguraian zat tidak sempurna sebagian oleh mikroba. Penguraian tersebut akan menghasilkan senyawa, seperti CO2 dan zat lain yang beraroma busuk sehingga menyebabkan kemampuan air melarutkan oksigen sangat rendah. Hal ini menyebabkan kehidupan hewan dan sebagian besar ikan terganggu pada lingkungan yang demikian.
3) Limbah Pertanian
Air limbah pertanian tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, namun penggunaan pertisida secara berlebihan menimbulkan kerusakan ekosistem perairan. Limbah bahan berbahaya dan beracun timbul akibat adanya kegiatan pertanian.
Berikut contoh limbah pertanian :
Kegiatan pertanian menggunakan obat-obat pembasmi hama seperti insektisida dan pupuk yang berlebihan. Pupuk yang berlebihan dapat menyebabkan suburnya ekosistem perairan sehingga terjadi blooming algae atau tumbuh suburnya ganggang di permukaan air. Kondisi demikian disebut eutrofikasi yaitu penyuburan perairan yang berlebihan yang disebabkan oleh limbah pertanian (pupuk) yang terbawa oleh aliran air sehingga menyebabkan ledakan populasi ganggang (blooming algae) dan populasi eceng gondok.
Ganggang/alga di permukaan air menutupi seluruh permukaan sehingga mengurangi sinar matahari yang masuk kedalam perairan tersebut. Akibatnya proses fotosintesis oleh fitoplankton terganggu dan kadar oksigen yang larut dalam air menurun sehingga merugikan organisme di dalamnya.
b. Dampak Pencemaran Air
Penurunan kualitas lingkungan : apabila air tercemar, maka kandungan oksigen di dalamnya berkurang dan mengganggu ekosistem di dalamnya. Apabila ekosistem perairan terganggu, maka menyebabkan kualitas lingkungan menurun.
Gangguan kesehatan : air limbah yang tidak dikelola terlebih dahulu sebelum dibuang, kemungkinan mengandung kuman, bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit. Air limbah juga digunakan sebagai sarang nyamuk dan lalat yang membawa (vektor) penyakit tertentu.
Pemekatan hayati (biomagnification/bioakumulasi) : peristiwa penumpukan bahan pencemar dalam tubuh makhluk hidup. Bahan beracun yang mencemari perairan mengakibatkan terkontaminasinya racun dalam tubuh organisme. Organisme di dalam perairan juga memiliki rantai makanan seperti : apabila ganggang/fitoplankton terkontaminasi racun maka zooplakton yang memakan gangang juga terkontaminasi racun. Kemudian zooplankton dimakan oleh ikan kecil, ikan kecil dimakan ikan besar, ikan besar ditangkap manusia dan dimakan manusia. Sehingga, manusia terkontaminasi racun tersebut dan sangat mengganggu kesehatan.
Mengganggu pemandangan : perairan yang tercemar kadang tidak berbau, tetapi berubah warna. Hal ini mengganggu pemandangan karena air sudah tidak asri lagi.
Mempercepat proses kerusakan benda : sebagian air limbah mengandung zat yang dapat diuraikan oleh bakteri anaerob menjadi gas yang dapat merusak seperti H2S. H2S dapat mempercepat perkaratan pada besi.
c. Penanggulangan Pencemaran Air
1) Pengolahan limbah
Hal ini bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organik biodegradable (bahan organik yang dapat terurai oleh aktivitas makhluk hidup), meminimalkan bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit), memperhatikan estetika dan lingkungan. Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan cara : Pembuatan Kolam Stabilisasi, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Pengelolaan Excreta.
IPAL
2) Penggunaan pupuk organik dan kompos sebagai pengganti pupuk buatan pabrik
Hal ini merupakan alternatif tepat untuk mengurangi pencemaran air oleh nitrat dan fospat. Kompos dan pupuk organik di samping dapat memulihkan kandungan mineral dalam tanah juga dapat memperbaiki struktur dan aerasi tanah serta mencegah eutrofikasi
3) Pemanfaatan musuh alami dan parasitoid dalam pemberantasan hama
Pemanfaatan musuh alami dan parasitoid lebih aman bagi lingkungan. Hama pengganggu populasinya berkurang, tetapi tidak menimbulkan residu pestisida dalam tanah dan dalam tubuh tanaman. Pertanian organik sudah dikembangkan di negara-negara maju. Di samping menghasilkan produk yang aman bagi lingkungan dan kesehatan, produk pertanian organik memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
4) Hindari penggunaan racun dan bahan peledak untuk menangkap ikan
Penggunaan jala dan pancing di samping lebih higienis juga tidak menimbulkan kerusakan lingkungan, kelangsungan regenerasi ikan juga dapat berlangsung baik.
5) Jangan membuang limbah rumah tangga di sungai atau danau.
Sebaiknya limbah rumah tangga dikelola dengan baik dan benar.
6) Kurangi penggunaan detergen
Sebisa mungkin pilihlah detergen yang ramah lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
2. Pencemaran Suara
Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya.
Pencemaran suara terjadi diakibatkan dari suara suara bervolume tinggi atau bernada keras yang akhirnya menyebabkan kebisingan dan membuat ketidaksenangan terhadap makhluk sekitar.
Suara atau bunyi di nilai menjadi polusi atau tidak itu merupakan penilaian yang subjektif. Itu artinya tergantung dari tanggapan setiap makhluk hidup (manusia, hewan) yang mendengar suara tersebut, bisa jadi salah satu dari orang sekitar suara akan merasa bising dan salah satu lainnya merasa biasa saja.
a. Penyebab Pencemaran Suara
Suara bising dari Mesin Pesawat.
Suara dari alat transportasi darat seperti kereta, sepeda bermotor yang telah dimodifikasi (sepeda wor).
Suara keras dari alam seperti petir atau suara letusan gunung berapi.
Suara dengung dari TOA atau Speaker yang dalam kondisi tidak bagus.
b. Dampak dari Pencemaran Suara
Pencemaran suara dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya performa kerja, stres dan kelelahan. Berikut kesimpulan beberapa dampak pencemaran suara:
Tekanan darah tinggi
Terganggunya sistem pendengaran
Jantung berdetak semakin cepat akibat tekanan darah yang naik
Gangguan psikologis akibat stress berkepanjangan
Munculnya penyakit lain karena gangguan psikologi pada penderita polusi suara
Anak-anak yang terpapar pencemaran suara membuat mereka lambat belajar dan tumbuh kembangnya terhambat.
c. Penanggulangan Pencemaran Suara
Membuat ruangan kedap suara menggunakan alat peredam suara.
Membuat suasana kamar atau area tenang dengan menghindari mesin yang berisik.
Menjauhi kebisingan apabila anda berada di lingkungan yang ramai.
Menanam tanaman yang mampu mengurangi kebisingan lingkungan.
3. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kondisi udara mengandung senyawa-senyawa kimia atau substansi fisik atau biologi yang berdampak buruk bagi kesehatan : manusia, hewan, tumbuhan, merusak : keindahan alam, kenyamanan, properti.
Udara mengandung oksigen yang penting untuk kehidupan organisme. Di atmosfer bumi, terkandung sekitar 20% oksigen yang dibutuhkan semua organisme. Oksigen berperan dalam pembakaran karbohidrat melalui pernapasan. Pembakaran juga sering dilakukan di lingkungan pembakaran seperti pembakaran sampah, kayu dan sebagainya.
Hasil samping dari pembakaran adalah karbon (CO2 dan CO) yang dibuang ke udara. CO2 sangat penting untuk tumbuhan dalam proses fotosintesis. Namun, semakin banyaknya populasi manusia kebutuhan tempat tinggal pun meningkat membuat lahan yang ditumbuhi pepohonan berkurang serta adanya illegal loging (penebangan liar) yang membuat tumbuhan berkurang.
a. Jenis Pencemaran Udara
Pencemaran udara ada 2 yaitu :
1) Primer : disebabkan langsung dari sumber pencemar. Contohnya peningkatan CO2 yang disebabkan oleh aktivitas pembakaran manusia.
2) Sekunder : disebabkan oleh reaksi antar substansi pencemar udara primer yang terjadi di atmosfer. Contohnya pembentukan ozon yang terjadi dari reaksi kimia partikel yang mengandung oksigen.
b. Penyebab Pencemaran Udara
Faktor penyebab pencemaran udara ada 2 yaitu :
1) Aktivitas Alam
Aktivitas alam seperti bencana alam contohnya gunung meletus menimbulkan abu vulkanik yang mencemari udara sekitar dan merugikan organisme dan kebakaran hutan yang menghasilkan karbondioksida dalam jumlah banyak.
2) Aktivitas Manusia
Pembakaran sampah, asap-asap industri, asap kendaraan, asap rokok, senyawa kima buangan seperti CFC dan sebagainya. Pencemaran udara dapat berdampak pada kesehatan, tumbuhan, efek rumah kaca dan rusaknya lapisan ozon.
Berbagai bahan pencemar udara beserta sumber dan akibatnya dapat dilihat pada tabel berikut :
c. Dampak Pencemaran Udara
1) Kesehatan
Pencemaran udara menurunkan kualitas udara sehingga menimbulkan banyak penyakit seperti infeksi saluran pernapasan (ISPA) yaitu Emfisema. Emfisema adalah gejala kesulitan pengangkutan oksigen karena CO2 di udara lebih banyak dari O2. Sehingga, tubuh akan kekurangan oksigen dan menjadi sesak napas, pusing, berlanjut pada kematian.
2) Hujan Asam
Bagi tumbuhan abu vulkanik dan hujan asam mengandung sulfur yang tidak bagus untuk tumbuhan karena bisa menyebabkan kematian. Zat NOx dan SOx di udara akan mengakibatkan hujan asam. Ini berarti terjadi perubahan pH air hujan. Perubahan pH air hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan rusaknya jaringan tumbuhan. Bila udara lembap yang mengandung uap air asam terhirup oleh pernapasan manusia akan mengakibatkan iritasi pada saluran pernapasan. Hujan asam juga berdampak pada ekosistem air. Sebab yang jatuh ke sungai menyebabkan pH air sungai menurun secara berlebihan. Sehingga akan sangat mengganggu komunitas biota ekosistem air. Dan ekosistem daratan menjadi tandus sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.
3) Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca adalah peningkatan suhu bumi yang diakibatkan meningkatnya CO2 dan CO di atmosfer. CO2 dan CO di atmosfer membentuk lapisan yang menghalangi panas bumi keluar, sehingga panas bumi tetap berada di dalam bumi. Efek rumah kaca terjadi karena di atmosfer bumi ada gas yang mampu menyerap sinar inframerah, yaitu sinar panas yang dipancarkan ke bumi. Gas yang mampu memberikan efek rumah kaca dikenal dengan gas rumah kaca (GRK), yang terdiri dari CO2, nitrogen oksida, uap air, maupun CFC. Bila gas-gas tersebut bergabung akan membentuk awan yang memiliki sifat seperti kaca, yaitu dapat ditembus cahaya matahari, tetapi menyerap sinar panas (inframerah). Bila gas rumah kaca terus meningkat maka efek rumah kaca yang meningkat juga menimbulkan suhu permukaan bumi naik sehingga disebut pemanasan global.
4) Rusaknya Lapisan Ozon
Lapisan ozon merupakan selimut atmosfer bumi. Lapisan ini mencegah radiasi ultraviolet cahaya matahari. CFC adalah senyawa dalam produk pendingin (freezer, AC, dan aerosol). Ketika CFC terurai di atmosfer, ozon terurai dan lapisan ozon berlubang. Lapisan ozon berfungsi sebagai pelindung bumi dari panas dan sinar UV matahari. Apabila lapisan ozon berlubang, pemanasan global meningkat. Selain itu, timbul penyakit mematikan oleh pengaruh sinar ultraviolet yang sangat besar seperti kanker kulit.
c. Penanggulangan Pencemaran Udara
Untuk menghadapi polusi udara, berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan:
Menggunakan moda transportasi umum untuk mengurangi polusi.
Hemat energi dengan mengurangi penggunaan elektronik sehingga mengurangi jumlah bahan bakar fosil yang akan dibakar.
Penggunaan energi bersih seperti matahari, angin dan panas bumi mulai marak dewasa ini.
Meningkatkan penanaman pohon-pohon, reboisasi dan menambah area hijau di seluruh wilayah untuk menambah paru-paru kota.
Menghindari bakar sampah sembarangan.
Menggunakan produk yang bertanda non-CFC atau ozon friendly.
4. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan alami tanah.
Pencemaran tanah terjadi karena kebocoran limbah atau bahan industri, penggunaan pestisida, kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia atau limbah, air limbah dari penimbunan sampah dan limbah industri.
a. Penyebab Pencemaran Tanah Faktor penyebab pencemaran tanah ada 3 yaitu : limbah domestik, limbah industri dan limbah pertanian. 1) Limbah domestik
Limbah domestik berasal dari pedagang, tempat usaha, hotel, kantor-kantor pemerintahan dan tempat wisata. Limbah domestik berupa limbah padat dan cair. Limbah cair berupa tinja (feses), deterjen, oli dan cat. Apabila meresap ke tanah dapat merusak kandungan air tanah dan membunuh mikroorganisme tanah.
Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat diuraikan (tidak terbiodegradasi) mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng dan bekas bahan bangunan yang dapat mengurangi kesuburan tanah. Limbah padat akan tetap utuh hingga 300 tahun.
2) Limbah industri
Limbah Industri berasal dari sisa produk industri, berupa limbah padat dan cair.
Limbah padat merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur dan bubur yang berasal dari proses pengolahan. Contohnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan ikan, daging, buah dan sebagainya.
Limbah cair merupakan sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, krom, arsen dan boron adalah zat – zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb dan Cd.
3) Limbah pertanian
Limbah pertanian timbul karena pengetahuan petani kurang, menggunakan pupuk sintetik melebihi ketentuan atau caranya tidak tepat. Akibatnya, limbah pertanian berupa sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah membuat tanah tercemar. Misalnya, pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman.
Penggunaan pupuk yang terus menerus akan merusak struktur tanah. Akibatnya, kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Penggunaan juga mematikan mikroorganisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya.
b. Dampak Pencemaran Tanah
1) Mengurangi tingkat kesuburan tanah
Tanah yang tercemar akan mengalami penurunan kesuburan. Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus, maka tanah akan bersifat tidak fertil atau rusak. Akibatnya, tanah tidak bisa digunakan sebagai media untuk bercocok tanam. Tidak heran jika ada 20 juta hektar tanah yang telah ditinggalkan karena mengalami degradasi.
2) Memicu pencemaran lain
Pencemaran tanah bisa mengakibatkan pencemaran air dan udara. Bagaimana tidak, di tanah bagian bawah tersimpan cadangan air (air bawah tanah). Jika tanah sudah tercemar, sudah pasti air di bawahnya juga akan tercemar. Tidak hanya itu, gas-gas yang dihasilkan oleh pencemaran tanah akan dibuang ke udara sebagai polutan. Polutan ini mengakibatkan pencemaran udara.
3) Menyebabkan berbagai penyakit
Pencemaran tanah bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, misalnya diare, penyakit kronis jangka panjang, malnutrisi, kerusakan ginjal, hati, dan masih banyak lainnya. Wajar saja jika penduduk Lakardowo sering terserang penyakit, mengingat tanahnya sudah tercemar sedemikian parah.
4) Menurunkan kualitas hasil pertanian
Pencemaran tanah bisa menyebabkan berbagai masalah pertanian. Salah satunya, sering gagal panen. Padi atau tanaman budidaya lain cepat menguning dan mengering. Hal itu disebabkan kurangnya nutrisi karena tanah semakin rusak akibat kontaminasi limbah.
5) Tanah bersifat toksik/beracun
Toksisitas tanah sangat berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Tidak hanya itu, hasil pertanian dari tanah yang toksik bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti pada pembahasan sebelumnya.
c. Penanggulangan Pencemaran Tanah
1) Remidiasi
Remidiasi adalah kegiatan membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Ada 2 jenis remidiasi tanah yaitu in situ (on–site) dan ex situ (off–site).
Pembersihan off–site meliputi penggalian tanah yang tercemar kemudian dibawa ke daerah aman dan dibersihkan dari pencemar. Caranya : disimpan di bak atau tanki yang kedap kemudian diolah dengan IPAL. Pembersihan off–site lebih mahal dan rumit.
2) Bioremidiasi
Bioremidiasi adalah pembersihan pencemaran tanah menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremidiasi bertujuan memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (CO2 dan H2O).
Mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza, berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah, berperan langsung menyerap unsur logam dari tanah, menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur spesies lain, dan sebagainya.
3) Menerapkan Prinsip 4R
a) Recycle (mendaur ulang) : Mendaur ulang kembali barang atau sampah menjadi bahan atau bentuk lain.
Contoh :
Sampah kertas diolah kembali menjadi bubur kertas sehingga dapat dibuat kertas kembali.
Mengolah kembali botol plastik menjadi biji plastik dan dibuat barang kembali seperti gantungan baju, pot plastik, ember, dan lain sebagainya.
Mengolah sampah organik menjadi kompos.
Mengolah sampah anorganik menjadi barang bermanfaat dan mempunyai nilai jual seperti kerajinan.
b) Reuse (penggunaan ulang) : Menggunakan kembali/pemakaian kembali bahan atau sampah yang terbuang dan tidak terpakai agar tidak terjadi penumpukan sampah di lingkungan.
Contoh :
Botol sirup dapat digunakan lagi untuk menyimpan air minum.
Menggunakan sisi kertas yang masih kosong
Menggunakan kresek yang masih bersih untuk pembungkus barang.
Memanfaatkan pakain atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya.
c) Reduce (mengurangi pemakaian) : Mengurangi dengan melakukan pencegahan bahan-bahan yang dapat menjadi sampah.
Contoh :
Membawa kantung plastik atau tas belanja saat berbelanja di minimarket, mall, atau pasar.
Menggunakan barang atau produk yang dapat diguakan kembali atau diisi ulang (refill) seperti botol minuman yang dapat digunakan kembali.
Memilih kemasan produk terbuat dari kertas dibandingkan plastik karena kertas mudah terurai secara alami.
Tidak print file-file jika tidak urgent untuk diprint guna mengurangi sampah kertas.
d) Replace (mengganti) : kegiatan mengganti barang-barang yang hanya dapat dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama/dapat digunakan berkali-kali.
Contoh :
Ganti kantong kresek dengan keranjang bila ingin berbelanja.
Menggunakan botol minum yang dapat dipakai berulang-ulang kali.
Menggunakan tempat bekal kita sendiri daripada memakai styrofom.
REFERENSI
Video referensi :
Beberapa video referensi terkait materi bisa dilihat dengan cara klik pada gambar.
LATIHAN SOAL
Setelah mempelajari materi ini, sekarang ayo dicoba untuk mengerjakan latihan soalnya.